Gapura Antiseptik Kreasi Warga RW 12 Muja Muju, Cara Antisipasi Penyebaran Virus Corona
Muja-Muju,Yogyakarta – Ditengah merebaknya penyebaran virus Corona di dunia, Pemerintah Indonesia khususnya pemerintah Kota Yogyakarta telah mengambil langkah-langkah taktis. Salah satunya adalah menggalakkan penyemprotan ( disinfeksi ) menggunakan cairan disinfektan.
Beragam lokasi, mulai di kantor pemerintahan, fasilitas umum hingga kampung-kampung di Kota Yogyakarta beberapa waktu ini telah menggiatkan gerakan penyemprotan menggunakan disinfektan. Kesadaran ini muncul saat jumlah penderita, baik yang dinyatakan positif maupun yang berstatus ODP ( Orang Dalam Pemantauan ) dan PDP ( Pasien Dalam Perawatan ) di Indonesia jumlahnya semakin meningkat.
Ditambah adanya kebijakan pemerintah pusat yang menutup atau membatasi kerumunan orang menyebabkan roda perekonomian melambat. Termasuk meliburkan aktivitas pendidikan sementara waktu.
Bertepatan dengan kebijakan tersebut, banyak orang yang kemudian memilih mudik ke kampung halamannya.
Tak terkecuali di Kota Yogyakarta, yang diprediksi akan menerima ribuan orang yang mudik ke kampung halamannya. Hal tersebut menimbulkan reaksi yang beragam dari masyarakat, yang paling ekstrem adalah menutup diri (lockdown) lokal/ kampung terhadap pendatang.
Lockdown atau karantina wilayah sebernarnya diatur dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan dan penerapannya berdasarkan keputusan pemerintah.
Namun, masih ada beberapa kampung yang memilih tidak menutup sepenuhnya akses jalan, salah satunya adalah di Jalan Mondoliko RW 12 Muja Muju Yogyakarta. Pengurus RW 12 Muja Muju mengambil sikap sedikit berbeda dibandingkan kampung lainnya.
Di depan pintu masuk RW 12 Muja Muju telah terpasang sebuah ruang disinfeksi/antiseptik berukuran besar. Ruang ini berada tepat di gapura pintu masuk wilayah RW 12 Muja Muju.
Ruang ini bekerja secara manual dimana setiap orang yang melintasi ruang tersebut akan disemprot oleh petugas menggunakan cairan antiseptik. Disamping alat tersebut, terdapat sebuah tandon air berukuran besar sebagai tempat antiseptik nya.
“ Ditengah wabah Corona dan penutupan akses jalan di beberapa kampung, kami segenap pengurus RW dan RT telah sepakat membuat alat ini. Sebab kami menyadari apabila semua ruas jalan kampung ditutup, belum tentu hal ini memberi dampak positif. Toh anjuran pemerintah adalah tidak melakukan penutupan total ( lockdown ).
Mengggunakan dana kas RT dan RW, alat ini dikerjakan menggunakan tenaga lokal dan dipasang bergotong royong oleh masyarakat tanpa melupakan alat perlindungan diri (APD ) dan tetap menjaga jarak.
Tidak lupa pula kami selalu menghimbau agar warga menjalankan PHBS ( Pola Hidup Bersih dan Sehat ) dengan salah satu langkahnya dengan cuci tangan menggunakan sabun di air yang mengalir,” terang Ari Yusdi Ketua RW 12 Muja Muju.
Selain itu mengantisipasi kedatangan pemudik di wilayah RW 12, pihaknya telah membuat himbauan kepada ketua RT untuk melakukan pendataan bagi pemudik dan mengirimkan form hasil pendataan kepada RW dan Puskesmas.
Bertujuan agar setiap warga yang masuk ke wilayah RW 12 benar-benar telah bebas virus Corona, keputusan segenap pengurus RW dan RT di wilayah RW 12 Muja Muju ini patut diapresiasi ditengah gencarnya penutupan pintu masuk kampung oleh warga di kota Yogyakarta.
Semoga, apa yang dilakukan oleh pengurus RW 12 Muja Muju ini menjadi inspirasi bagi kampung lainnya dalam menyikapi cara memutus mata rantai penyebaran virus Corona. ( Kurniawan )