PEMANTAUAN KETINGGIAN AIR SUNGAI GAJAH WONG

Salah satu fungsi utama dari sungai/kali adalah sebagai saluran drainase alami pembuangan air hujan akibat limpasan permukaan karena hujan di daerah sekitar maupun debit yang dibawa dari daerah hulu sungai. Sebagai drainase alami yang telah terbentuk sejak lama, seharusnya sungai/kali mampu membawa debit saat hujan lebat dalam waktu konsentrasi yang lama. Namun ada kalanya saat sungai/kali tidak mampu lagi membawa debit yang melebihi kapasitas dari sungai/kali tersebut, sehingga terjadilah luapan sungai/kali yang biasa disebut bencana banjir. Bencana banjir inilah yang kerap kali terjadi di kota Yogyakarta hampir sepanjang tahun terutama ketika saat musim hujan. Salah satu banjir terbesar yang terjadi di aliran sungai Gajah Wong yaitu saat awal tahun 2016 dan pertengahan tahun 2016. Menurut sejumlah berita, bencana ini menyebabkan tanggul sungai Gajah Wong jebol, akibatnya air meluap dan masuk ke pemukiman warga setinggi 2 Meter, sehingga puluhan warga terpaksa harus mengungsi.

Sungai Gajah Wong merupakan salah satu sungai yang mengalir dan melewati daerah kota Yogyakarta. Sungai ini berhulu di Desa Hargobinangun, Pakem, Sleman dan berakhir setelah bertemu dengan sungai Opak di Bantul. Salah satu kelurahan yang dilewati sungai Gajah Wong adalah Kelurahan Muja Muju. Terhitung sejumlah 2 kampung, 4 RW dan 10 RT di Kelurahan Muja Muju yang mempunyai wilayah di sepanjang tepi sungai Gajah Wong. Dengan jumlah sebanyak itu, banjir menjadi suatu bencana yang berdampak luas bagi masyarakat Kelurahan Muja Muju.

Sebagai antisipasi dari bencana banjir, salah satunya adalah pemantauan ketinggian air sungai Gajah Wong. Langkah untuk memantau yang pertama adalah jaring informasi warga, yaitu cara pasif  maupun aktif dalam menjaring informasi dari warga yang tinggal di sekitar bantaran sungai. Cara pasif adalah menunggu laporan dari warga, sedangkan cara aktif adalah menanyakan keadaan sungai termasuk ketinggian air sungai kepada penduduk . Langkah kedua yang segera dilakukan adalah meninjau secara langsung keadaan sungai. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apa yang akan dilakukan apabila terjadi bencana banjir, titik titik mana saja yang terkena dampak banjir, dan pihak-pihak mana yang akan dikoordinir apabila terjadi banjir, seperti yang terjadi pada hari Rabu tanggal 30 Maret 2022. Pada hari itu, kurang lebih pukul 16.00 WIB, masuk laporan yang mengabarkan naiknya ketinggian air sungai hingga dikhawatirkan akan terjadi banjir di sekitar wilayah RW 5, 6 dan 8 Kelurahan Muja Muju. Lurah Muja Muju dengan didampingi Kepala Seksi Pemerintahan, Ketentraman dan Ketertiban beserta staf segera melakukan pemantauan. Dari hasil pemantauan diketahui kondisi bantaran sungai dalam keadaan aman. Pemantauan berakhir pukul 17.00 WIB ketika hujan berhenti dan ketinggian air sungai berkurang.