VAKSINASI RABIES DI KELURAHAN MUJA MUJU

Rabies atau penyakit anjing gila adalah penyakit infeksi akut pada sistem saraf mamalia (termasuk manusia) yang disebabkan oleh virus rabies. Penyakit ini sangat mematikan dan bersifat zoonotik atau menular dari hewan ke manusia. Penularan terjadi akibat partikel virus yang berada dalam air liur hewan terinfeksi berhasil masuk ke dalam tubuh manusia atau hewan peka, misalnya melalui gigitan.

Masa inkubasi (masa masuknya virus kedalam tubuh manusia / hewan sampai menimbulkan gejala penyakit) adalah : Masa inkubasi pada hewan antara 3 – 8 minggu, masa inkubasi pada manusia bervariasi, biasanya 2 – 8 minggu, kadang- kadang 10 hari sampai 2 tahun, tetapi rata- rata masa inkubasinya 2 – 18 minggu.

Gejala dan tanda rabies pada hewan ada 2 (dua) tipe yaitu :

  1. Tipe ganas terdiri dari stadium prodromal, eksitasi dan paralise dengan rincian : *Stadium prodromal ( 2 – 3 hari ), gejala : malaise, tidak mau makan, agak  jinak , demam sub febris, refleks kornea menurun ; *Stadium eksitasi ( 3 – 7 hari ), gejala : reaktif dengan menyerang, dan menggigit benda bergerak, pica (memakan berbagai benda termasuk tinjanya sendiri), lupa pulang, strabismus, ejakulasi spontan ; *Stadium paralisis, gejala : ekor jatuh, mandibula jatuh, lidah keluar, saliva (ludah) berhamburan, kaki belakang terseret. Pada stadium ini sangat singkat dan biasanya dikuti dengan kematian hewan tersebut
  2. Tipe Jinak (dumb), umumnya stadium ini muncul setelah stadium paralisis, hewan  ini terlihat diam, berpenampilan tenang namun akan ganas kalau didekati.

Penularan rabies pada manusia biasanya terjadi karena gigitan hewan yang tertular rabies. Penularan juga dapat terjadi ketika air liur dari hewan yang tertular rabies kontak dengan luka baru yang terbuka atau dengan mata atau permukaan mukosa lain. Anjing merupakan hewan yang paling sering (99%) menularkan rabies ke manusia dan hewan lain. Gejala dan tanda penderita rabies pada manusia yaitu demam, mual, rasa nyeri di tenggorokan, keresahan, takut air (hidrophobia), takut cahaya, liur yang berlebihan (hipersaliva). Penelitian di Bali pada 122 kasus gigitan Hewan Penular Rabies (HPR) menunjukkan bahwa lokasi gigitan anjing rabies terbanyak ditemukan di kaki (52%), tangan (32%), badan (6%), dan kepala (4%). Rerata kematian timbul setelah 19 hari pada gigitan wajah, 83 hari pada badan, 122 hari pada tangan, dan 166 hari pada kaki. Makin dekat lokasi gigitan dengan kepala, maka makin cepat waktu kematian setelah gigitan

Rabies merupakan salah satu penyakit zoonotik yang menjadi prioritas di Indonesia. Saat ini, 26 provinsi di Indonesia dinyatakan tertular rabies. Kebijakan pemerintah terkait dengan pengendalian dan pemberantasan rabies adalah melalui vaksinasi hewan penular rabies. Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta menyelenggarakan Program Vaksinasi Rabies Gratis bagi hewan dengan pemilik warga Kota Yogyakarta. Ada tiga pendekatan yang dilakukan, yaitu vaksinasi di Poliklinik Hewan Kota Yogyakarta, yang kedua adalah vaksinasi di dokter hewan yang bekerjasama dengan Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta dan pendekatan yang ketiga adalah vaksinasi di kelurahan se Kota Yogyakarta.

Vaksinasi Rabies Gratis di Kelurahan Muja Muju diselenggarakan pada hari Selasa tanggal 13 September 2022. Menggunakan vaksin Rabisin, petugas dari Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta memberikan vaksin ke 30 ekor kucing dan 2 ekor anjing. Jumlah tersebut akan bertambah karena beberapa pemilik hewan yang kesulitan dalam handling hewan peliharaannya meminta petugas dari Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta untuk visit dan memvaksin hewan peliharaanya. Acara vaksinasi di Kelurahan Muja Muju berlangsung dari pukul 09.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB.