SOSIALISASI PELATIHAN PEMBUATAN KOMPOS MELALUI PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK SKALA RUMAH TANGGA
Sampah menurut WHO (World Health Organization), sampah merupakan suatu materi yang tidak digunakan, tidak terpakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia. Menurut undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 sampah adalah sisa kegiatan seharihari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat.
Berdasarkan pengelolaannya, sampah dibagi menjadi tiga yaitu sampah rumah tangga, sampah sejenis rumah tangga dan sampah spesifik. Sampah rumah tangga berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga, tidak termasuk tinja dan sampah spesifik. Sampah rumah tangga, umumnya terdiri dari sampah organik dan anorganik, yang dihasilkan dari aktivitas rumah tangga, misalnya dari buangan dapur, taman, debu, dan alat-alat rumah tangga . Sampah organik terdiri dari bahan-bahan yang berasal dari alam . Secara alami sampah organik mengalami pembusukan atau penguraian oleh mikroba atau jasad renik seperti bakteri, jamur dan sebagainya. Sampah organik yang dihasilkan manusia cukup banyak dan bila tidak dimanfaatkan, maka akan mengalami proses pembusukan atau dekomposisi yang menghasilkan gas CH4. Agar tidak menghasilkan gas CH4, pemanfaatan limbah organik harus dilakukan dengan proses aerobik, sehingga gas yang keluar adalah gas CO2. Walaupun termasuk gas rumah kaca, gas CO2 lebih lunak atau potensi penyebab efek rumah kaca masih lebih rendah dibandingkan dengan gas rumah kaca CH4. Daya potensi gas CH4 menyebabkan efek rumah kaca sendiri lebih kuat kira-kira 21 kali dari gas CO2. Atas penjelasan tersebut di atas, pemanfaatan limbah organik menjadi pupuk organik (kompos) harus dilakukan dengan proses aerobik. Kompos yang dihasilkan dapat digunakan untuk pemupukan sayur-sayuran, buah-buahan, dan tanaman lainnya. Pemakaian pupuk organik (kompos) jauh lebih baik daripada pupuk kimia (anorganik) karena menyediakan nutrisi bagi tanaman ini meliputi unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tanaman. Dalam kompos organik juga terdapat senyawa-senyawa organik lain yang bermanfaat bagi tanaman, seperti asam humik, asam fulvat, dan senyawa-senyawa organik lain.
Mengetahui manfaat yang demikian besar, Kelurahan Muja Muju menyelenggarakan Sosialisasi Pelatihan Pembuatan Kompos Melalui Pengolahan Sampah Organik Skala Rumah Tangga. Sosialisasi tersebut dilaksanakan pada hari Rabu Tanggal 24 April 2024 mulai pukul 09.00 WIB. Bertempat di Ruang Rapat Shinta, Kelurahan Muja Muju, acara tersebut dihadiri oleh 40 peserta. Acara berlangsung hingga pukul 13.00 WIB.