SOSIALISASI B2SA DI SMP MUHAMMADIYAH 8 YOGYAKARTA

Kebutuhan pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang harus dipenuhi manusia demi kelangsungan hidupnya untuk dapat beraktivitas secara produktif. Ketersediaan bahan pangan dan kecukupan gizi bagi masyarakat sangat penting dilakukan agar terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing tinggi baik secara nasional maupun tingkat global. Kebutuhan dan konsumsi pangan merupakan bagian dari hak asasi manusia yang dalam penyelenggaraannya wajib dijamin oleh negara. Secara empiris, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sangat ditentukan oleh status gizi yang baik, yang secara langsung ditentukan oleh faktor konsumsi pangan dan daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi dan secara tidak langsung dipengaruhi oleh pola asuh, ketersediaan pangan, faktor sosial ekonomi, budaya dan politik. Gerakan Percepatan penganekaragaman konsumsi pangan merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mewujudkan pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman (B2SA) dan mengoptimalkan peran pangan lokal sebagai sumber pangan masyarakat. Pengakeragaman pangan merupakan salah satu pilar utama dalam mewujudkan ketahanan pangan. Setiap individu pasti membutuhkan pangan yang berkualitas untuk dapat hidup sehat, aktif dan produktif. Konsumsi pangan yang berkualitas dapat diwujudkan apabila makanan yang dikonsumsi sehari-hari mengandung zat gizi lengkap, dengan jumlah yang berimbang antar kelompok pangan, serta memperhatikan cita rasa, daya cerna, daya terima dan daya beli masyarakat. Percepatan penganekaragaman konsumsi pangan dapat dilakukan melalui optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan untuk mendukung ketersediaan pangan di rumah tangga, edukasi masyarakat terkait pola konsumsi pangan B2SA, dan promosi pangan berbasis sumber daya lokal. Salah satu strategi dasar untuk mewujudkan perbaikan konsumsi pangan masyarakat agar beragam, bergizi seimbang dan aman adalah melalui upaya peningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat terhadap pentingnya penganekaragaman konsumsi pangan B2SA sejak usia dini (anak-anak).

Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta melakukan sosialisasi B2SA untuk mengatasi masalah stunting. Salah satu sasaran sosialisasi tersebut adalah SMP Muhammadiyah 8 Yogyakarta. Salah satu pertimbangan dipilihnya SMP Muhammadiyah 8 adalah tingginya persentase warga sekitar sekolah yang menyekolahkan putra-putrinya di sekolah tersebut. SMP  Muhammadiyah 8 Yogyakarta terletak di Kampung Miliran, kelurahan Muja Muju, Kemantren Umbulharjo, Kota Yogyakarta. Bersama dengan Kelurahan Muja Muju, Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta melakukan sosialisasi B2SA pada hari Senin tanggal 29 April 2024.